Monday, December 15, 2008

Wawancara Rektor UMB dengan Media Indonesia : KESADARAN MASYARAKAT TENTANG NARKOBA MASIH SANGAT MINIM !

Di sela sela pelaksanaan Seminar Nasional yang diselenggarakan Fakultas Psikologi UMB, Senin 15 Desember 2008, tentang “Narkoba, Pernikahan Dini dan Sukses Belajar”, wartawan Media Indonesia, Deri Dahuri, mewawancarai Rektor UMB, DR. Ir. H. Suharyadi, MS. Berikut ini petikan wawancaranya:

(MI) Apa yang melatarbelakangi diselenggarakannya Seminar Nasional ini?
(Rektor) Faktor terberat yang bepengaruh pada pendidikan saat ini adalah faktor lingkungan, salah satunya aspek narkoba, sehingga berpengaruh pada kesuksesan belajar. Peringatan dini kepada mahasiswa dan murid SMU untuk menghindari narkoba, yang berpengaruh ke pendidikan, proses belajar dan proses kehidupan berikutnya. Termasuk adanya konsekwensi dari adanya pernikahan dini, yang merupakan efek dari pergaulan bebas, ekses film porno, sehingga membuat remaja harus menikah, padahal belum siap secara mental dan finansial. Maka kalau ingin sukses belajar, jauhi penggunaan narkoba dan hal hal yang mengarah pada munculnya pernikahan dini. Alasan itulah yang melatarbelakangi penyelenggaraan Seminar Nasional tersebut.


(MI) Apa saja yang telah dilakukan UMB untuk mendukung program anti Narkoba?
(Rektor) UMB telah melakukan berbagai hal, yang dikelola oleh Direktorat Kemahasiswaan, meliputi sosialisasi peraturan, sidak, kerjasama dengan BNN, polisi, serta adanya surat keterangan bebas narkoba untuk mahasiswa, serta menekankan bahwa UMB adalah kampus bebas narkoba. Dimana kami secara periodik berkoordinasi untuk melakukan sidak, tes urine dan kerjasama dengan BNN untuk sosialisasi narkoba kepada mahasiswa baru, saat Dunia Kampus. Kami tidak berpretensi bahwa UMB sangat bersih dari narkoba, namun kami menjamin bahwa UMB bukan kampus narkoba. Karena waktu mahasiswa di UMB juga sangat terbatas, saat mereka belajar saja, sedangkan diluar UMB itu sudah menjadi tanggungjawab mereka sendiri.

(MI) Bagaimana pendapat Rektor atas sikap pemerintah terhadap para pengedar narkoba?
(Rektor) Dalam konteks ini pemerintah perlu meningkatkan sosialisasi akan kesadaran para pihak yang menjadi pembuat, pengedar dan penjual narkoba. Bahkan disinyalir terdapat aparat, dokter yang terlibat dalam proses itu. Sungguh ironi, dimana mereka yang seharusnya memberi contoh, justru terlibat sebagai pengedar narkoba. Hal ini sebenarnya terkait dengan kondisi keuangan bangsa saat ini yang semakin sulit, sehingga peluang memperoleh tambahan dana lebih banyak, jika tidak sanggup menghadapi kondisi yang sulit, banyak anggota masyarakat yang terjebak dalam perdagangan narkoba. Namun jika dipikir kembali, apa nikmatnya hidup di didunia, jika dapat uang dari konsumsi narkoba? Apa sih sebenarnya tujuan hidup ini, jika membuat kerusakan dan kesengsaraan orang lain? Betapa terkutuknya mereka yang telah merusak moral generasi muda.

(MI) Harapan UMB kedepan?
(Rektor) Minimal kita semua berusaha untuk mempersempit ruang gerak pengguna narkoba dimanapun, di masyarakat, di kampus bahkan tempat lainnya. Masalahnya masyarakat masih sangat minim kesadarannya untuk bersama sama memberantas narkoba. Dan itu tugas kita, pemerintah, perguruan tinggi, institusi pendidikan yang lain serta peran masyarakat dan keluarga pada khususnya. Dilain pihak aparat dan pemerintah harus bisa melindungi pihak pihak yang melaporkan adanya transaksi narkoba. Tentu ini adalah efek dari perekonomian kita yang masih sangat lemah, dan gejala umum di negara negara berkembang, yang tingkat perekonomian masyarakatnya belum merata baik. Sehingga penjualan narkoba menjadi tumbuh pesat. Kedepan, marilah kita bersama sama menjaga lingkungan terdekat kita untuk perkembangan anak dan generasi pelanjut kita lebih baik.

TULISAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KATEGORI:



0 comments:

Post a Comment

 
© Copyright by Mercu Buana News